Monday, February 22, 2016

Tahukah Anda Pekerjaan Om Bob Sadino sebelum Tersohor Sukses?? Baca Kisah Suksesnya hingga jadi Pengusaha yang Mapan


Kisah Sukses Bob Sadino


Kisah Sukses Bob Sadino, Pengusaha Eksentrik yang sukses

Semua orang tahu tentang mendiang Bob Sadino, pengusaha sukses yang eksentrik, baik dari segi penampilan maupun pemikiran. Penampilan yang mudah dikenali, memakai celana pendek berbahan jeans, baju lengan pendek, sandal dan topi koboi, sesekali menghisap pipa cangklong. “Baju dinas” tersebut sering dia pakai bahkan saat menjadi pembicara seminar, bertemu pejabat bahkan presiden. Pemilik tunggal supermarket Kem Chicks ini dikenal sebagai tokoh bisnis yang melegenda.

Lahir di Lampung, pada tanggal 9 Maret 1933, Bob Sadino memiliki nama asli Bambang Mustari Sadino. Meski lahir di tengah keluarga yang sangat kaya, namun Bob Sadino yang mewarisi kekayaan orang tuanya memilih untuk hidup miskin. Anak bungsu ini memilih menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia, padahal seluruh kakak-kakaknya memilih untuk hidup mapan dengan harta yang mereka warisi. Bob Sadino sempat singgah di Belanda dan menetap kurang lebih 9 tahun. Di Belanda, Bob Sadino bekerja di Djakarta Llyod di kota Amsterdam Belanda, juga pernah bekerja di Jerman. Di benua Eropa tersebut, Bob Sadino bertemu dengan perempuan bernama Soelami Soejoed yang akhirnya diperistri olehnya. Meski hidup sangat nyaman di negeri orang dengan gaji tinggi, namun itu tak membuat Bob Sadino puas, akhirnya bersama keluarga memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Sempat bekerja di PT Unilever Indonesia, akhirnya memutuskan berhenti. Baginya, bekerja tanpa ada tantangan itu sangat membosankan.

Pada tahun 1967, akhirnya Bob Sadino kembali ke Indonesia sambil membawa pulang 2 mobil Mercedez Benz. Satu mobil dijual untuk dibelikan tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Sedangkan mobil satunya digunakan sebagai taksi gelap untuk membiayai hidup, namun malang, mobil tersebut mengalami kecelakaan dan hancur tanpa bentuk. Akibatnya terpaksa Bob Sadino menjadi kuli bangunan dengan gaji Rp 100,-. Sempat pula mengalami depresi karena hidup dalam kekurangan bahkan dia menghentikan kebiasaannya merokok karena berpikir bahwa bila dia membeli rokok, keluarganya tidak dapat makan.

Meski teman-temannya yang bekerja di Eropa berniat membantu namun Bob menolaknya, baginya hidup dalam kekurangan namun memiliki keluarga sudah menjadi sumber semangat hidup untuk tidak mudah menyerah. Jalan keluar akhirnya di dapat ketika seorang teman menyarankan untuk berjualan telur ayam negeri. Pada awalnya Bob berjualan bersama istrinya meski hanya beberapa kilogram saja, selanjutnya dia mulai tertarik untuk mengembangkan usaha peternakan ayam. Saat itu telur ayam negeri masih belum terlalu dikenal di Indonesia, sehingga pangsa pasarnya adalah para ekspatriat yang tinggal di daerah Kemang.

Bermula dari berjualan telur, akhirnya Bob Sadino mengembangkan usahanya dengan berjualan daging dan sosis. Berawal dari bendera usaha PT Kem Foods, Bob Sadino pun mulai merambah usaha agrobisnis dengan sistem hidroponik. Salah satu kunci suksesnya adalah karena pergaulannya dengan para ekspatriat yang cukup baik karena mereka lah konsumen utama supermarket Kem Chick miliknya.

Bagi Bob Sadino, menjadi entrepreneur harus bersentuhan langsung dengan realitas bukan hanya sekedar teori. Menurutnya menjadi sarjana saja tidak cukup karena pintar secara akademik saja tanpa praktek hanya akan membuat orang sekedar tahu saja namun belum tentu bisa melaksanakan.

Pengalaman pahit hidupnya saat menjadi orang miskin telah memberikan pelajaran. Bahwa untuk bisa sukses harus memiliki kemauan keras, tidak takut resiko dan tidak takut menjadi miskin bila kemudian kemiskinan tersebut justru mengantarkannya menuju kesuksesan.

“Kalau saja saya terima bantuan kakak-kakak saya waktu itu, mungkin saya tidak bisa bicara seperti ini kepada Anda. Mungkin saja Kem Chicks tidak akan pernah ada,” ujar Bob.
Keunikan pemikiran Om Bob begitu ia biasa disapa adalah, ketika selama ini untuk berbisnis dibutuhkan ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih serta arogan, maka beliau mematahkan anggapan tersebut dengan memulai bisnisnya dari ketidaktahuan. Setelah mengalami jatuh bangun akhirnya Om Bob menjadi terampil, dan menguasai bidangnya. Menurutnya, kelemahan banyak orang adalah karena terlalu banyak berpikir dan membuat rencana sehingga tidak segera bertindak. “Yang paling penting adalah tindakan”, kata Om Bob.

Arogan dalam berbisnis juga harus dihindari, kita harus luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan, apalagi pelanggan produk Om Bob kebanyakan adalah para ekspatriat.
Om Bob juga menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga, semua anggota keluarga Kem Chiks harus dapat saling menghargai, tidak ada yang diutamakan melebihi yang lain, semua anggota memiliki fungsi dan kekuatan masing-masing.


Kisah Sukses Bob Sadino


Hingga akhir hayatnya, Om Bob tetap fokus dengan bisnis makanan, karena menurutnya bisnis ini tidak akan ada matinya dan akan selalu dibutuhkan.

Semoga kisah Om Bob ini dapat menjadi inspirasi dan bermanfaat baik bagi para calon pebisnis yang akan segera memulai bisnisnya atau para pemain lama yang ingin lebih sukses dari sekarang dengan meniru kerendahan hati, kesederhanaan dan kelihaian Om Bob dalam membaca peluang tanpa harus mengetahui banyak ilmu yang bisa didapatnya dari orang-orang pintar yang ada dalam managemen Kem Chicks.
Previous Post
Next Post

post written by:

0 comments: